Pahami lengkap sejarah Sulawesi Barat, dari Afdeling Mandar di masa kolonial, pergerakan Asal Usul Sulawesi Barat oleh Suku Mandar, hingga pengesahan resminya menjadi provinsi ke-33 melalui UU Nomor 26 Tahun 2004.
Menggali Sejarah Nama Sulawesi Barat: Perjalanan Panjang Pembentukan Provinsi Bumi Mandar
Sejarah Sulawesi Barat adalah kisah modern yang berakar kuat pada tradisi maritim dan identitas budaya yang kuno. Tidak seperti provinsi lain yang namanya langsung terikat pada kerajaan atau geografis yang spesifik sejak awal, nama Sulawesi Barat (Sulbar) merupakan produk dari perjuangan panjang pemekaran wilayah dan penetapan administratif di era Republik Indonesia.
Provinsi ini resmi berdiri pada tahun 2004, menjadikannya salah satu provinsi termuda di Nusantara. Namun, Asal Usul Sulawesi Barat sebagai entitas politik dan budaya telah dimulai jauh sebelumnya, berpusat pada kekayaan Suku Mandar yang mendominasi wilayah ini.
Asal Usul Nama Pulau: Dari Celebes ke Sulawesi
Sebelum membahas spesifik sejarah Sulawesi Barat sebagai provinsi, penting untuk mengetahui asal mula nama pulau tempat provinsi ini berada.
Celebes: Warisan Penjelajah Portugis
Pulau yang berbentuk unik ini, menyerupai huruf K atau kepiting, dahulu dikenal oleh bangsa asing, terutama Portugis (yang tiba sekitar abad ke-14 hingga ke-15), dengan nama Celebes. Nama ini diduga diberikan karena kesulitan pelaut Eropa dalam melafalkan nama lokal, atau mungkin berasal dari kata yang menggambarkan senjata tradisional atau hasil bumi yang mereka temukan.
Sulawesi: Nama Nusantara yang Resmi
Nama Sulawesi sendiri adalah nama yang digunakan secara resmi dalam konteks nasional Indonesia. Salah satu teori populer menyebutkan bahwa nama ini merupakan gabungan dari kata lokal, yaitu Sula (berarti pulau) dan Besi (merujuk pada logam atau bijih besi yang banyak ditemukan). Secara umum, nama Sulawesi mencerminkan nama asli yang lebih mengakar pada budaya dan bahasa pribumi dibandingkan Celebes.
Jati Diri Kuno: Kekuatan Budaya Mandar
Wilayah yang kini dikenal sebagai Sulawesi Barat secara historis dan kultural adalah Tanah Mandar. Suku Mandar adalah kelompok etnis maritim ulung yang telah membentuk peradaban di sepanjang pesisir barat daya pulau ini selama berabad-abad.
Afdeling Mandar di Masa Kolonial
Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, wilayah ini diakui sebagai kesatuan administratif tersendiri di bawah Gouvernement Celebes en Onderhoorigheden (Pemerintahan Sulawesi dan Daerah Taklukannya). Wilayah ini dikenal sebagai Afdeling Mandar (setingkat Karesidenan atau Provinsi).
Afdeling Mandar ini pada tahun 1916 terbagi lagi menjadi beberapa Onderafdeling (Kabupaten) seperti Mamuju, Majene, Polewali, dan Mamasa. Penamaan Afdeling Mandar di zaman kolonial ini menunjukkan bahwa wilayah barat pulau telah lama memiliki identitas dan kepentingan politik yang berbeda dari wilayah selatan (Bugis dan Makassar). Inilah cikal bakal Asal Usul Sulawesi Barat sebagai entitas politik.
Persekutuan Pitu Ba’bana Binanga dan Pitu Ulunna Salu
Kekuatan budaya Mandar yang mendorong pemekaran provinsi modern tidak lepas dari sejarah persekutuan kerajaan-kerajaan lokal:
- Pitu Ba’bana Binanga (Tujuh Kerajaan di Muara Sungai): Meliputi kerajaan-kerajaan pesisir seperti Balanipa, Majene, Sendana, dsb.
- Pitu Ulunna Salu (Tujuh Kerajaan di Hulu Sungai/Pegunungan): Meliputi kerajaan-kerajaan pedalaman.
Kedua persekutuan ini terikat dalam semangat “Sipamandar” (saling memperkuat), yang merupakan landasan filosofis bagi perjuangan Mandar untuk menjadi provinsi mandiri.
Babak Modern: Perjuangan dan Penetapan Provinsi Sulawesi Barat
Setelah Indonesia merdeka, wilayah bekas Afdeling Mandar ini digabungkan ke dalam Provinsi Sulawesi Selatan. Namun, aspirasi untuk mendirikan provinsi sendiri terus bergulir.
Perjuangan Pemekaran Sejak Tahun 1960-an
Pencanangan pemekaran wilayah untuk membentuk provinsi baru yang berpusat pada kebudayaan Mandar telah dimulai sejak tahun 1960-an. Para tokoh Mandar berjuang keras, menyuarakan kebutuhan akan peningkatan pelayanan publik dan otonomi daerah yang lebih efektif.
Perjuangan ini didasarkan pada alasan:
- Jarak Administrasi: Jarak yang terlalu jauh antara wilayah Mandar dengan ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan (Makassar).
- Identitas Kultural: Keinginan untuk melestarikan dan mengembangkan identitas Suku Mandar secara mandiri.
Resmi Menjadi Provinsi ke-33
Puncak dari sejarah Sulawesi Barat terjadi pada tahun 2004. Perjuangan panjang tersebut membuahkan hasil melalui pengesahan:
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2004 tentang Pembentukan Provinsi Sulawesi Barat.
Provinsi Sulawesi Barat resmi dibentuk pada 5 Oktober 2004 sebagai provinsi ke-33 di Indonesia, yang merupakan hasil pemekaran dari Provinsi Sulawesi Selatan.
Nama “Sulawesi Barat” dipilih karena merujuk pada letak geografisnya yang berada di bagian barat Pulau Sulawesi. Ibu kota provinsi ditetapkan di Mamuju. Saat dibentuk, provinsi ini terdiri dari lima kabupaten, yang kemudian berkembang menjadi enam kabupaten.
Penetapan nama Sulawesi Barat menegaskan status baru wilayah tersebut, mengakui identitas Mandar yang kuat, sekaligus menempatkannya secara jelas dalam peta administrasi nasional berdasarkan arah mata angin di Pulau Sulawesi.